
Dalam perancangan gedung walet, ada faktor yang sangat penting untuk diperhatikan, yaitu Lubang Masuk Burung (LMB). Posisi dan ukuran dari LMB berdampak pada produktivitas burung walet. Semakin mudah posisi LMB, maka semakin mudah bagi burung walet untuk masuk dan keluar. Pada saat yang sama, ukuran LMB yang lebar juga memudahkan burung walet, terutama untuk burung muda. Sayangnya, banyak gedung walet yang tidak produktif atau perkembangannya lambat disebabkan oleh posisi dan ukuran LMB yang sulit bagi burung untuk masuk. Oleh karena itu, LMB adalah akses utama yang perlu diperhatikan dalam desain gedung walet. Seperti halnya mulut yang harus terbuka lebar untuk memudahkan makanan masuk ke dalam perut, LMB juga harus dirancang dengan baik untuk memudahkan burung walet masuk ke dalam gedung. Dengan memperhatikan faktor LMB, kita dapat meningkatkan produktivitas gedung walet dan menghasilkan hasil yang lebih baik.
Jika terdapat hambatan pohon-pohon di area depan LMB, maka perlu dicari solusi yang tepat agar dapat mengatasi masalah tersebut. Beberapa solusi yang bisa dilakukan antara lain memangkas atau menebang pohon-pohon yang menghalangi, memindahkan pohon-pohon tersebut ke area yang lebih tepat, atau mencari alternatif rute yang lebih mudah dilalui pada area tersebut. Tidak hanya itu, perlu juga mempertimbangkan dampak dari tindakan tersebut terhadap lingkungan sekitar, dan memilih solusi yang paling ramah lingkungan dan berkelanjutan.
Terkadang, jika area depan Lubang Masuk Burung (LMB) dihambat oleh pepohonan, para pembangun gedung walet harus mempertimbangkan untuk menebang pohon-pohon tersebut agar tidak mengganggu manuver burung walet dalam memasuki LMB. Hal ini sangat penting terutama di areal perkebunan sawit, di mana pada awal tahun pembangunan, memang tinggi pohon sawit belum terlalu tinggi. Namun, pada tahun-tahun berikutnya, dedaunan pohon sawit dapat tumbuh sejajar dengan tinggi LMB, sehingga harus dipertimbangkan untuk menebang pohon tersebut agar tetap memudahkan burung walet masuk ke LMB. Oleh karena itu, pembangun harus selalu memperhatikan aspek keamanan dan kenyamanan burung walet ketika merancang dan membangun gedung walet.
Pada hari Jumat lalu, tanggal 15 Desember, saya melakukan tugas pengawasan pembangunan gedung walet di daerah Pundu yang terletak sekitar 2 jam perjalanan dari Sampit, Kalimantan Tengah. Lokasi proyek ini sudah ditanami banyak pohon sengon yang kini memiliki ketinggian yang seimbang dengan LMB. Hal ini sangat penting untuk diperhatikan sejak awal pembangunan, guna memastikan tidak terdapat gangguan pada jalur burung walet saat musim datang. Sebagai seorang pengawas, saya memastikan bahwa proyek ini dapat berjalan dengan lancar dan mengikuti aturan yang berlaku agar tidak menimbulkan masalah di masa depan.
Ketika Pak Arief bertanya apakah pohon sengon harus ditebang, ia mendapatkan jawaban bahwa tanaman tersebut harus dikorbankan karena dapat mengganggu burung walet yang akan beradaptasi dan membuat manuver mereka sulit. Walaupun demikian, Pak Arief merasa sedih karena perkembangan pohon sengon yang sudah mulai bagus. Selain menyulitkan manuver burung walet, pohon yang tinggi juga dapat menghalangi gerakan mereka saat beradaptasi dan menghalangi gelombang suara yang memanggil walet dari lubang LMB. Oleh karena itu, suara walet elektronik menjadi tidak efektif dalam mempromosikan gedung walet karena adanya halangan di depan LMB. Pak Arief kemudian menanyakan berapa banyak pohon sengon yang harus dikorbankan dan ia mendapat jawaban bahwa semakin luas areal putar depan LMB, semakin bagus. Selain itu, posisi LMB akan terlihat jelas dari kejauhan dan ini akan menarik perhatian burung walet meskipun dari jauh karena mereka dapat melihat beberapa ekor walet masuk dan keluar depan LMB.
Seorang pemilik usaha budidaya walet kerap menghadapi pertanyaan mengenai perlunya menebang semua pohon sengon di sekitar gedung walet atau hanya beberapa yang berada di depan LMB dengan jarak sekitar 20 meter. Ia juga mempertanyakan apakah area roving yang telah disediakan sudah cukup untuk burung walet. Pak Arief, seorang ahli konsultasi, menjawab bahwa jarak minimal ruang bebas tanpa halangan di depan gedung walet adalah sekitar 20 meter, karena burung walet dapat terbang berputar sebelum memasuki LMB. Namun, keberadaan pohon sengon yang lebih tinggi dari gedung walet dapat mengurangi efektifitas suara panggilan. Oleh karena itu, pemilik usaha disarankan untuk fokus pada usaha budidaya walet dan tidak perlu mempertahankan keberadaan pohon sengon, meskipun awalnya ia berpikir akan memberikan kesan sejuk pada lingkungan sekitar dan dapat dijual sebagai kayu.
Referensi:
Commentaires