
Setelah baru dipanen, sarang walet sering kali dihuni oleh gurem yang muncul tiba-tiba. Peserta seminar walet, termasuk Bapak Suwandi yang merupakan peserta senior, penasaran dengan asal-usul binatang kecil tersebut serta bagaimana membersihkan sarang agar tidak mengganggu kenyamanan burung walet. Bapak Suwandi sendiri juga memiliki empat Rumah Burung Walet (RBW) yang terdapat di berbagai wilayah Indonesia, menunjukkan bahwa minat masyarakat terhadap bisnis walet masih terus meningkat. Seiring dengan peluang usaha yang menjanjikan, kesempatan untuk mempelajari lebih banyak tentang walet juga semakin terbuka. Oleh karena itu, bertambahnya jumlah peserta seminar walet yang tertarik dan penasaran mengenai penuh misteri kehidupan burung walet juga menjadi suatu fenomena yang semakin menarik untuk diteliti.
RBW konstruksi kami dibangun di lokasi yang strategis, tepat bersebelahan dengan daerah perkebunan kelapa sawit yang menjadi faktor penting dalam meningkatkan populasi walet. Saya pernah mengelola RBW tersebut dan sangat senang melihat populasi walet yang semakin berkembang pesat dengan peningkatan jumlah sarang yang sangat memperbaharui. Namun, tidak dapat dipungkiri bahwa masih terdapat masalah dengan gurem yang sering ditemukan di dalam sarang. Oleh karena itu, saya memberikan saran kepada pemilik RBW untuk mengatasi masalah ini secara efektif. Meskipun demikian, kami selalu berusaha untuk menjaga dan mempertahankan kondisi RBW kami agar selalu optimal untuk memfasilitasi perkembangan walet yang lebih baik lagi di masa depan.
Gurem adalah jenis binatang kecil yang dikenal sebagai parasit pada semua jenis unggas. Di daerah tropis, gurem juga dikenal dengan sebutan tungau burung atau tungau unggas. Binatang ini hidup dengan menempel pada tubuh unggas dan bersembunyi di sela-sela bulu untuk mengisap darah. Meskipun berukuran kecil, gurem bisa berkembang biak dengan cepat dan menempelkan banyak telur pada bulu-bulu unggas. Selama ayam sedang mengerami, banyak gurem yang menempel pada bulu tersebut. Bahkan ketika kita sedang dekat dengan ayam yang sedang mengerami, gurem bisa menempel pada kulit tangan dan menyebabkan rasa gatal-gatal. Inilah yang membuat binatang ini menjadi tidak disukai oleh para peternak unggas.
Tidak hanya burung walet yang hidup dengan nyaman di saluran udara, tetapi parasit yang dikenal sebagai gurem juga sering menyerang mereka. Parasit ini berdampak buruk bagi kesehatan burung walet karena menghisap darah mereka, menyebabkan rasa gatal-gatal di tubuh burung. Jika jumlah serangan gurem terlalu banyak, burung walet akan merasa tidak nyaman saat bertengger atau mengeram, dan seringkali terlihat mematukkan paruhnya ke bagian tubuh yang digigit gurem. Gurem dapat menyebar dari satu burung ke burung lain dan yang lebih mengkhawatirkan lagi, ketika induk walet mengeram, gurem juga bersembunyi di dalam sarang, menyerang anak walet yang sudah menetas. Oleh karena itu, penting bagi peternak walet untuk mengendalikan populasi gurem agar burung-burung tersebut tetap sehat dan produktif dalam menghasilkan air liur yang berharga.
Ketika tugas untuk menangani RBW yang dimiliki oleh Ko Aan di Subang, Jawa Barat, tepatnya tidak jauh dari Tugu Nanas diberikan pada saya, saya langsung menuju lokasi tersebut. Saat tiba di sana, saya melihat banyak telur yang jatuh pecah di lantai dan segera memeriksa kondisi sarang dengan teliti. Ternyata, penyebab utama tubuh burung walet yang sedang mengeram bergerak-gerak karena merasa gatal adalah adanya gurem, yang akhirnya menyebabkan telur jatuh. Oleh karena itu, sebagai solusinya, saya harus menangani masalah gurem terlebih dahulu agar burung walet merasa nyaman dan kondisi sarang menjadi lebih stabil. Hal ini sangat penting karena kondisi sarang yang stabil dapat mempengaruhi produksi sarang burung walet.
Dengan menggandeng bantuan Ko Aan, saya berencana untuk membeli kapur ajaib atau kapur anti semut yang dapat dengan mudah ditemukan di berbagai toko kelontong atau warung dengan beberapa merek yang bagus. Kemudian, saya akan menumbuk kapur tersebut hingga menjadi bentuk powder dan menaburkannya secara merata ke sarang yang terinfeksi kutu kecil. Setengah sendok teh kapur sudah cukup efektif untuk membersihkan sarang tanpa membahayakan induk dan anak burung walet. Dalam upaya untuk membasmi serangan kutu kecil, metode sederhana ini dapat diandalkan.
Tidak sekadar itu, saya ingin memberitahukan kepada Ko Aan bahwa menjaga kebersihan sarang burung walet juga merupakan aspek yang sangat penting. Saat sarang tetap bersih, maka kesehatan burung walet juga akan terjaga dengan baik. Hal ini tentunya akan mendorong perkembangan populasi burung walet secara sehat dan alami. Oleh karena itu, jangan lupa untuk selalu memberikan perhatian ekstra dalam menjaga kebersihan sarang burung walet.
Referensi:
Comments