
Sekretaris Jenderal Kementerian Pertanian, Kasdi Subagyono, mengemukakan bahwa pemerintah tengah memusatkan perhatiannya pada upaya peningkatan ekspor produk pertanian. Dalam hal ini, potensi besar dianggap dimiliki oleh komoditas porang dan sarang burung walet untuk mendapatkan keunggulan kompetitif di pasar internasional. Oleh karena itu, pemerintah mengambil berbagai langkah untuk meningkatkan produksi dan memperbaiki kualitas produk pertanian serta mempromosikan keunggulan produk-produk tersebut di pasar global. Langkah-langkah tersebut meliputi pengembangan teknologi dan pelatihan bagi petani dan pengusaha di sektor pertanian. Harapannya, upaya ini dapat memberikan dampak positif bagi pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat yang lebih baik.
Pada acara webinar mengenai Kemudahan dan Percepatan Pelaksanaan Berusaha di Sektor Pertanian Paca Terbitnya UU Cipta Kerja yang diselenggarakan di Jakarta, pada hari Senin, Kasdi menyatakan bahwa saat ini terdapat fokus utama pada pengembangan dua jenis komoditi yang sudah diproduksi dari lahan pertanian sebelumnya. Dua jenis komoditi tersebut adalah porang dan sarang burung walet. Hal ini menunjukkan bahwa para pelaku bisnis dan petani sektor pertanian harus lebih memerhatikan kedua produk tersebut dan memaksimalkan potensi bahan baku yang ada untuk mencapai hasil optimal. Oleh karena itu, perlu adanya peningkatan kualitas dan kuantitas produksi pada kedua jenis komoditi untuk meningkatkan berbagai manfaat yang dapat diperoleh.
Menurut Kasdi, pemerintah sedang sangat fokus pada peningkatan produktivitas hasil pertanian untuk meningkatkan ekspor dalam jumlah yang lebih besar. Oleh karena itu, mereka memiliki strategi khusus dengan membuka peluang investasi di sektor pertanian bagi pelaku usaha baik di dalam maupun luar negeri. Diharapkan tindakan ini dapat meningkatkan produktivitas secara signifikan dan membuka peluang kerja baru di sektor pertanian. Pemerintah juga telah melakukan upaya perbaikan infrastruktur dan peningkatan kualitas sumber daya manusia untuk mendukung pertumbuhan sektor pertanian yang lebih baik. Semua langkah-langkah ini bertujuan untuk memberikan manfaat jangka panjang bagi perekonomian Indonesia.
Dalam meningkatkan upaya ekspor, kita harus memberikan peluang dan kemudahan bagi pelaku usaha, serta memberikan akses yang luas dalam hal pengetahuan dan kesempatan untuk mengelola porang dan sarang burung walet, sebagaimana diungkapkan oleh Kasdi. Sejumlah upaya strategis harus dilakukan untuk mencapai hal tersebut, antara lain dengan melakukan pengembangan teknologi dan jaringan pemasaran yang kuat. Melalui kerja sama yang erat antara pemangku kepentingan, industri ekspor di Indonesia bisa diperkuat dan ekonomi negara dapat terus maju. Oleh karena itu, komitmen semua pihak untuk mengembangkan sektor ekspor menjadi sangat penting guna meningkatkan daya saing dalam perdagangan internasional.
Dalam perspektifnya, China kini menjadi pasar ekspor terbaik untuk komoditas sarang burung walet dari Indonesia. Namun, jika kita membahas tentang komoditas umbi porang, terdapat dua pasar ekspor terbesar yang masih menjadi incaran para pengusaha. Pasar tersebut adalah China dan Jepang. Kedua negara tersebut masih menjadi tujuan utama ekspor umbi porang dari Indonesia. Hal ini menunjukkan bahwa eksistensi ekspor umbi porang Indonesia masih sangat menjanjikan untuk ditingkatkan di masa depan.
Sesuai dengan laporan Badan Karantina Pertanian, Indonesia berhasil mengekspor sekitar 14,8 ribu ton porang pada semester pertama tahun 2021. Jumlah ini menunjukkan peningkatan signifikan dari angka ekspor pada dua tahun sebelumnya, yaitu pada semester pertama tahun 2019 yang hanya mencapai 2,7 ribu ton atau meningkat hingga sekitar 160%. Faktanya, hal ini menunjukkan bahwa porang Indonesia semakin diminati oleh pasar global dan potensinya sebagai komoditas unggulan nasional semakin terbuka lebar dan memiliki kemampuan untuk dapat bersaing dengan produk dari negara lain.
Selama periode 5 tahun dari 2015 hingga 2020, terdapat peningkatan yang konstan pada volume ekspor sarang burung walet. Dimulai dari volume ekspor sebesar 800 ton pada tahun 2015, angka tersebut meningkat pesat menjadi 1.300 ton pada tahun 2020. Kenaikan tersebut mencerminkan permintaan yang terus meningkat dari waktu ke waktu untuk sarang burung walet yang tidak pernah surut.
Menurut laporan Kasdi, ekspor sektor pertanian mengalami peningkatan signifikan sebesar 15,5% pada tahun 2020 dan mencapai nilai sebesar Rp451 triliun. Ini menunjukkan peningkatan dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang hanya mencapai Rp390 triliun. Penyumbang terbesar kenaikan ekspor ini adalah subsektor perkebunan, terutama kelapa sawit. Hal ini menunjukkan bahwa sektor perkebunan menjadi andalan utama dalam meningkatkan ekspor sektor pertanian di Indonesia. Selain itu, peningkatan ini juga bisa dicapai berkat upaya pemerintah dalam mendorong pertumbuhan sektor pertanian melalui berbagai pengembangan dan program pembangunan. Oleh karena itu, perlu untuk terus mendukung dan memperkuat sektor pertanian, terutama subsektor perkebunan agar dapat terus berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi nasional yang lebih baik.
Referensi:
Comments