top of page
Search

Potensi Besar Kota Ketapang Dalam Industri Sarang Walet

galip700

Berita gembira bagi para peternak walet di Ketapang, Kalimantan Barat, karena kini populasi walet yang sebelumnya stagnan bahkan mengalami penurunan, dapat berkembang dengan lebih baik. Penyebabnya adalah jumlah serangga sebagai makanan yang kian melimpah ruah, sehingga ketersediaan makanan yang melimpah tersebut akan berpengaruh positif pada sistem reproduksi populasi walet. Dengan demikian, diharapkan populasi walet dapat tumbuh dengan baik di masa yang akan datang, sehingga para peternak walet dapat memiliki hasil yang lebih memuaskan. Ini menjadi kesempatan emas bagi peternak walet untuk memperluas bisnisnya secara efektif.


Pada tanggal 17 Desember 2012, berita yang menyenangkan mulai muncul sebagai harapan optimis. Di beberapa puluhan hektar sawah yang menjadi proyek Kementerian BUMN bekerja sama dengan petani setempat, bibit padi telah mulai ditanam. Sebagai Menteri BUMN, Dahlan Iskan menunjukkan bahwa telah tersedia lahan persawahan seluas 80.000 hektar, yang rencananya akan terus bertambah menjadi 100 hektar sawah. Proyek ini diharapkan akan dikelola dengan cara yang modern melalui penggunaan irigasi yang terpadu. Namun yang paling penting adalah, akan menggunakan pupuk organik sebagai pendukungnya. Penggunaan pupuk organik sangat penting karena selain investasi lebih murah, beras yang dihasilkan dari panen tidak terbebas dari unsur kimia, jutaan serangga yang hidup di persawahan tersebut dapat berfungsi sebagai makanan burung walet, dan juga menjadikan lingkungan yang sehat yang tidak tercemar oleh bahan-bahan kimia yang berbahaya.


Burung walet dikenal memiliki kebiasaan memangsa serangga yang terbang di habitatnya. Mereka cenderung mencari makanan di lahan persawahan yang menjadi sumber pangan favorit mereka. Hewan pengganggu seperti wereng dapat menjadi masalah besar bagi tanaman padi, namun bagi burung walet, wereng merupakan makanan lezat dan bergizi. Oleh karena itu, burung walet sangat membantu para petani padi dalam memerangi hama wereng. Sebagai tokoh penting di bidang pertanian, Dahlan Iskan pasti sangat mengapresiasi manfaat burung walet sebagai predator alami dalam menangani hama pada tanaman padi. Dengan demikian, populasi burung walet dapat dianggap sebagai teman sejati para petani yang membantu menjaga keberlangsungan pertumbuhan tanaman padi secara alami.


Di Ketapang, pembukaan lahan persawahan yang sangat luas pasti akan memberikan dampak positif yang besar bagi petani walet di sana. Dengan lahan yang lebih besar, populasi walet dapat berkembang dengan lebih baik lagi. Selama ini, perkembangan walet di kota kecil ini terhambat karena jumlah pakan yang terus menurun dan lokasinya yang terlalu jauh. Namun, kini ada harapan baru. Seorang teman saya, Leo G., memiliki lebih dari lima gedung walet di Ketapang, tetapi belakangan ini perkembangan populasi waletnya stagnan. Meskipun ada peningkatan jumlahnya setiap tahun, pertambahan populasi tersebut sangatlah pelan. Masalahnya khususnya terkait makanan, seperti halnya semua makhluk hidup tergantung pada ketersediaan makanan. Jika makanan tersedia melimpah, maka itu akan berdampak positif dengan tingkat pertumbuhan populasi tersebut. Oleh karena itu, dengan adanya pembukaan lahan persawahan yang luas ini, diharapkan populasi walet di Ketapang dapat berkembang dengan lebih baik dan signifikan.


Ketika saya berbincang dengan seorang teman saya pada suatu hari, saya merasa heran dan merasa perlu untuk menanyakan mengapa walet ketapang tidak kembali ke gedung di siang hari, serta baru kembali pada sore hari sekitar jam 3 atau jam 4. Saya tidak dapat mengerti mengapa hal ini terjadi karena selama ini aktivitas rutin walet adalah keluar dari gedung pada pagi hari untuk mencari makan dan kembali ke gedung pada siang hari sekitar jam 12 atau jam 1 siang untuk beristirahat, merawat anak-anaknya dan memberi makan mereka. Setelah itu, pada jam 3 sore walet akan kembali keluar gedung untuk mencari makan dan kembali menjelang magrib. Bagi walet, ini adalah rutinitas sehari-hari di mana mereka mencari makan dua kali dalam sehari, yaitu pada pagi dan sore hari. Namun, hingga saat ini, mengapa walet ketapang tidak mengikuti rutinitas ini masih menjadi misteri bagi saya.


Walet di kota Ketapang memiliki kebiasaan unik. Pada pagi hari, mereka mencari makan dan meninggalkan gedung walet. Namun, mereka kembali pada sore hari untuk mengembangkan embrio telur mereka. Sayangnya, kebiasaan ini berdampak buruk pada kesehatan telur-telur mereka dan membuat anak walet yang sudah menetas kelaparan karena induknya tidak kembali saat siang hari. Ini berdampak negatif pada populasi walet di Ketapang, karena beberapa anak walet bisa saja mati karena kurangnya pasokan makanan dari induknya. Tidak mengherankan jika populasi walet di kota ini terlihat stagnan. Namun, dengan dibukanya lahan persawahan yang luas, hal ini bisa menjadi titik balik dalam perkembangan populasi walet di Ketapang dan memberikan harapan baru bagi petani walet yang selama ini merasa putus asa. Menteri BUMN, Dahlan Iskan, pantas mendapat terima kasih karena berkontribusi pada ide dan visi ke depan yang jelas untuk memajukan pertanian walet di Ketapang.




Referensi:

 
 
 

Comments


bottom of page