top of page
Search

Pengusaha Melaporkan Hambatan Ekspor Sarang Burung Walet ke KSP

galip700

Pada Hari Kamis, sejumlah perwakilan pengusaha lokal eksportir sarang burung walet datang ke Kantor Staf Presiden di Gedung Bina Graha, Jakarta untuk mengadukan tantangan besar yang mereka hadapi saat hendak mengekspor produk mereka ke China. Mereka melaporkan berbagai kendala yang mereka alami seperti perizinan yang sulit diperoleh dan birokrasi yang rumit. Para pengusaha tersebut memohon bantuan dari pihak terkait agar produk mereka dapat diekspor dengan lancar. Selain itu, mereka juga berharap agar pemerintah dapat memberikan solusi yang tepat untuk meningkatkan kemampuan daya saing produk Indonesia.


Sejumlah pengusaha sarang burung walet dari berbagai daerah di Indonesia, seperti Sumatera Utara, Kalimantan, Jawa Timur, dan Jabodetabek, telah memberikan laporan tentang kondisi bisnis mereka kepada Kepala Staf Kepresidenan RI, Moeldoko. Dalam laporan tersebut, terungkap bahwa saat ini ekspor sarang burung walet mengalami kendala karena adanya regulasi baik internal maupun eksternal yang diterapkan oleh pihak China. Meskipun demikian, para pengusaha tidak menyerah dan tetap berusaha untuk mencari solusi dan cara agar masalah yang dihadapi dapat diatasi, sehingga ekspor sarang burung walet dapat kembali berjalan dengan lancar. Tantangan ini menjadi kesempatan bagi para pengusaha untuk meningkatkan kualitas produk dan mencari pasar ekspor alternatif.


Sebelum memulai audit, mereka harus memastikan bahwa mereka telah memenuhi seluruh persyaratan dari awal hingga akhir dengan cermat dan teliti. Hal ini penting untuk menjamin keakuratan dan efektivitas selama proses audit berlangsung. Oleh karena itu, tiap persyaratan harus dipenuhi dengan baik agar tidak terjadi kesalahan atau informasi yang salah.


Dari sudut pandangnya sebagai perwakilan eksportir sarang burung walet asal Jawa Timur, Lusiyanto Handoko mengungkapkan bahwa kendala utama yang dihadapi selama bertahun-tahun adalah penetapan kuota. Meski telah mengajukan permohonan untuk tambahan kuota sejak tiga tahun lalu, namun hingga kini, belum ada hasil yang signifikan. Hal ini ia sampaikan melalui siaran pers KSP yang diterima di Jakarta. Seiring dengan bertambahnya permintaan pasar, tetapi terbatasnya pemberian kuota, memunculkan kekhawatiran akan terjadinya ketidakseimbangan antara penawaran dan permintaan. Oleh karena itu, Lusiyanto Handoko berharap adanya kerjasama yang lebih baik dan tindakan yang lebih efektif dari pihak terkait untuk mengatasi masalah ini.


Tak dapat dipungkiri bahwa China kini merupakan pasar paling penting bagi sarang burung Walet di seluruh bumi. Fakta menunjukkan bahwa Indonesia mampu mengekspor sarang burung Walet bernilai 413,6 juta dollar AS ke China sepanjang tahun 2020. Hal ini pun membuktikan besarnya permintaan yang diperoleh dari para konsumen China terhadap produk berkualitas tinggi dari Indonesia. Sebagai negara penghasil sarang burung Walet terbesar di dunia, Indonesia akhirnya mendapatkan keuntungan besar dari ketergantungan pasar China sebagai konsumen utama.


Pada bulan April 2021, Indonesia mengumumkan berita penting bahwa Tiongkok berencana untuk membeli sarang burung walet asal Indonesia senilai 1,13 miliar dolar AS atau sekitar Rp16 triliun. Ini adalah tanda bahwa Indonesia dianggap sebagai negara yang cukup potensial dalam industri ekspor sarang burung walet. Keputusan Tiongkok untuk membeli produk tersebut dari Indonesia menunjukkan adanya hubungan kerja sama ekonomi yang kuat antara kedua negara. Sehingga, diharapkan bahwa nilai ekonomi Indonesia akan meningkat dan memberikan manfaat bagi kedua negara. Hal ini menunjukkan bahwa Indonesia mampu bersaing di pasar dunia dan dapat meningkatkan kinerja ekonominya melalui kerja sama dan inventifitas yang optimal.


Lusiyanto Handoko memberitahu bahwa sampai saat ini, ada 23 perusahaan utama yang memonopoli pasar ekspor sarang burung walet. Perusahaan-perusahaan tersebut didaftarkan secara resmi di General Administration Custom of China (GACC) dan memainkan peran penting dalam pengolahan dan pemasaran sarang burung walet di industri ini. Meskipun begitu, saat ini masih ada ruang untuk perusahaan baru dan inovasi untuk memasuki pasar ini dengan cara yang unik dan kreatif. Dalam konteks yang terus berkembang ini, penting bagi perusahaan untuk mempertimbangkan strategi pemasaran yang tepat dan memanfaatkan teknologi modern untuk memperluas jangkauan pasar mereka.


Data terbaru mengungkapkan bahwa hampir separuh perusahaan eksportir tidak memiliki legalitas resmi sebagai eksportir terdaftar. Meskipun telah mendaftar sejak tahun 2018 dan telah melalui audit dari GACC, 20 perusahaan lainnya masih belum memperoleh status resmi. Hal ini menandakan bahwa masih ada permasalahan dalam proses administrasi dan pengawasan di sektor ekspor di negara kita yang perlu ditindaklanjuti.


Tidak dapat dipungkiri bahwa peluang ekspor sarang burung walet ke China masih menjadi bidang yang menjanjikan, namun untuk menjadi eksportir terdaftar di negara tersebut diperlukan campur tangan dari KSP agar proses negosiasi dengan pihak GACC bisa berjalan lancar dan lebih efektif. KSP sendiri memiliki peran penting dalam memfasilitasi proses sertifikasi bagi para pelaku ekspor, sehingga mereka dapat memenuhi persyaratan yang ada dan memperluas pasar ekspor mereka ke Negara Tirai Bambu. Oleh karena itu, upaya untuk memaksimalkan peran KSP dalam bidang ini harus terus ditingkatkan dan dirancang secara optimal. Dengan hal ini, diharapkan para pelaku ekspor dapat meraih kesuksesan dalam ekspor sarang burung walet ke China, dan juga mendapatkan sertifikasi yang diakui secara internasional.


Dalam situasi yang sulit karena pandemi COVID-19, perekonomian menghadapi tantangan besar. Oleh karena itu, tindakan pemerintah melalui KSP menjadi sangat penting dalam menciptakan terobosan efektif untuk mengatasi hambatan dalam proses ekspor. Potensi devisa yang besar dari ekspor sarang burung walet dapat ditingkatkan dengan cara ini, dan ini akan memberikan kontribusi positif dalam memulihkan perekonomian yang sedang terpuruk. Handoko berharap bahwa pemerintah akan segera mengambil langkah-langkah strategis untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan menemukan solusi efektif atas masalah ekspor yang dihadapi saat ini. Semua pihak harus bekerja sama dan kreatif dalam mencari solusi untuk menghadapi situasi sulit ini.


Kepala Staf Kepresidenan RI, Moeldoko, mengungkapkan bahwa Presiden Joko Widodo telah memprioritaskan penanganan masalah ekspor sarang burung walet ke China. Perhatian ini adalah tindakan penting yang telah dilakukan oleh kepala negara ini guna menjaga hubungan baik dengan negara tetangga. Oleh sebab itu, pemerintah Indonesia telah menyusun strategi yang tepat untuk menyelesaikan masalah tersebut dengan mendiskusikan berbagai opsi dan solusi yang dapat dilakukan. Tidak diragukan lagi, upaya ini dilakukan agar Indonesia dapat mempertahankan posisinya sebagai salah satu negara produsen sarang burung walet terbesar di dunia dan melindungi sektor ekspor non-migas sebagai sumber utama pendapatan negara.


Dalam Rapat Terbatas pada tanggal 4 Mei 2021, Moeldoko mengungkapkan bahwa Presiden telah memberikan arahan untuk menyelesaikan segera hambatan dalam ekspor sarang burung walet ke China kepada kementerian terkait. Aksi ini menunjukkan komitmen pemerintah dalam memastikan hubungan ekonomi yang baik antara Indonesia dan China dengan memperhatikan tingkat ekspor yang optimal. Oleh karena itu, segera dilakukan tindakan yang diperlukan untuk mengatasi permasalahan tersebut agar hubungan antara kedua negara dapat terus berkembang secara berkelanjutan. Kita dapat memandang bahwa upaya ini menggambarkan sikap serius pemerintah dalam menjaga relasi bilateral antara Indonesia dan China.


Sebelumnya, tim KSP telah membuktikan kesuksesannya dalam mengkoordinasikan beberapa lembaga, seperti Kementerian Pertanian, Kementerian Perdagangan, Kementerian Luar Negeri, dan Kedutaan Besar Indonesia di RRC untuk mempromosikan dan menyelesaikan masalah ekspor sarang burung walet ke China. Menurut Moeldoko sebagai ketua KSP, sinergi antara lembaga tersebut telah dijalankan sejak awal untuk mencapai hasil terbaik dan membantu para pelaku usaha dalam meningkatkan ekspor.


Saat ini, Kementerian Sekretariat Negara (KSP) menekankan perlunya penguatan negosiasi dengan China sebagai mitra strategis bagi Indonesia. Kebijakan China yang menghambat ekspor sarang burung walet tidak seharusnya memperlambat pertumbuhan ekonomi Indonesia dan harus diatasi dengan tindakan yang memadai untuk melindungi kepentingan Indonesia. Potensi dari meningkatkan devisa negara sangatlah besar dan tindakan proaktif dalam memperkuat negosiasi menjadi kunci penting bagi keberhasilan perdagangan Indonesia. Oleh karena itu KSP meminta kerjasama dari semua pihak untuk dapat memperkuat negosiasi dengan China demi kepentingan ekonomi dan perdagangan Indonesia yang lebih baik.




Referensi:

 
 
 

Comments


bottom of page