
Burung walet menunjukkan keunikan dalam memilih tempat untuk membuat sarangnya. Mereka memiliki kemampuan untuk membuat sarang di berbagai lokasi, baik itu pada dinding batu, balok cor, dan bahkan di twiter inap. Twiter inap merupakan perangkat pemancar suara yang dipasang pada papan sirip agar mampu merekam suara walet non-stop selama 24 jam. Hal ini dilakukan untuk memberikan kenyamanan bagi burung walet saat menginap di gedung tersebut. Akan tetapi, burung walet sangat memperhatikan kondisi tempat yang dipilih sebagai lokasi sarangnya. Tempat tersebut harus terhindar dari hujan dan panas matahari, tidak basah dan licin, serta memiliki suhu yang sejuk dan kelembapan yang sesuai. Selain itu, burung walet juga lebih memilih lokasi sarang yang tidak terjangkau oleh predator. Semua itu menunjukkan kecermatan burung walet dalam memilih tempat yang cocok untuk menetap dan membuat sarangnya.
Kita sering melihat burung walet bertelur di tempat yang paling nyaman dan aman untuk mereka, salah satunya di Twitter. Ada beberapa burung walet yang memilih untuk menetaskan telurnya di atas Twitter, sementara yang lain memilih bagian bawah tempat tersebut. Namun, jika cara pemasangan sarang pada Twitter tidak sesuai dengan keinginan burung walet, maka sulit bagi mereka untuk membuat sarang di tempat tersebut. Hal ini mengingatkan saya pada gedung walet milik alumni seminar Kuala Pambuang, Kalimantan Tengah yang dimiliki oleh Pak Arief. Saat saya mengunjungi rumahnya bersama agen duniawalet, Bang Baihaqi, kami mendiskusikan mengapa tidak ada satupun burung walet yang bersarang di Twitter gedung Pak Arief. Rumah walet milik Pak Arief cukup sederhana dengan ukuran 6 meter x 8 meter dan tinggi 2 lantai. Dinding terbuat dari batako sedangkan lantainya terbuat dari kayu. Lokasinya juga tidak jauh dari rumahnya. Kami berusaha mencari tahu kenapa burung walet tidak tertarik untuk bersarang di Twitter di gedung tersebut.
Ketika kami bertiga memasuki ruangan tersebut, kami langsung merasakan atmosfernya yang sejuk dan lembap. Menariknya, dinding ruangan menggunakan papan sirip dari kayu ulin yang telah dibuat anti-jamur. Kami pun tidak bisa menahan diri untuk mau melihat-lihat ke arah papan sirip tersebut. Tepat di sudut ruangan, kami dapat melihat beberapa sarang burung walet yang menarik perhatian kami. Namun, kami langsung tersadar ketika melihat ke dalam platform Twitter dan disadari bahwa tidak ada satupun sarang burung walet di dalamnya. Kami bertanya-tanya, mengapa hal ini bisa terjadi? Ternyata, alasannya adalah karena pemasangan Twitter pada umumnya dilakukan dalam posisi mendatar, sehingga burung walet tidak bisa membangun sarang di atasnya. Namun, Twiter bisa berfungsi sebagai landasan sarang bagi burung walet yang akan membuat saranagnya.
Dalam memasang sarang burung walet di gedung member, terdapat sebuah metode yang unik dan canggih. Metode ini menggunakan bentuk yang menyerupai wajik pada ujung teratas sarang dan dipaku ke papan sirip menggunakan satu paku saja. Namun, seringkali cara ini mempunyai dampak negatif yang membuat burung walet enggan membuat sarang di atasnya. Untuk memastikan agar senyawa sarang burung walet dapat tercipta dengan mudah, disarankan untuk memasang sarang twiter secara mendatar sebagai landasan pembuatan sarang. Selain itu, bagian belakang juga dapat menjadi lokasi yang nyaman untuk ditempati. Dengan demikian, usaha pengembangan bisnis sarang burung walet dapat berjalan dengan lebih optimal dan efektif.
Ketika saya berada di gedung member yang cukup produktif, saya menemukan kehadiran burung walet yang sedang membuat sarang di atas bangunan Twitter yang sudah tidak berfungsi karena kabelnya putus. Meskipun demikian, burung walet tetap semangat dan tidak terlalu memedulikan kondisi Twitter tersebut, yang penting bagi mereka adalah Twitter menjadi landasan untuk membuat sarang. Keberanian dan ketekunan burung walet ini menggambarkan betapa pentingnya memanfaatkan setiap situasi untuk bertahan hidup. Seperti halnya burung walet, kita juga harus memiliki semangat dan ketekunan yang tinggi untuk dapat bersaing dalam kehidupan ini.
Referensi:
Comments