top of page
Search

Indonesia Pengekspor Sarang Burung Walet Terbesar di Dunia

galip700



Budi daya sarang burung walet telah menjadi bisnis primadona yang sangat menjanjikan di Indonesia. Harganya bisa mencapai Rp8-10 juta per kilogram, sehingga banyak petani di Kalimantan dan Sumatera yang beralih ke bisnis ini. Indonesia adalah pemasok terbesar sarang burung walet ke seluruh dunia dan pada tahun 2018, ekspornya mencapai Rp40 triliun. Namun, tidak semua masyarakat di Indonesia mengetahui cara budi daya sarang burung walet dan manfaat dari konsumsinya. Dekan Fakultas Peternakan UGM, Prof. Ali Agus, mengungkapkan bahwa dunia akademik belum banyak melakukan riset dan pengembangan mengenai sarang burung walet. Oleh karena itu, pihaknya akan bekerja sama dengan para pengusaha walet untuk melakukan penelitian dan menggarap pengembangan teknologi budi daya sarang burung walet agar publik dapat mengetahui standarisasi dan manfaat kesehatannya. Bisnis ini sangat menjanjikan dan simpel, investasi yang diperlukan hanya membangun rumah atau sarang walet saja, sehingga tidak perlu mengeluarkan biaya yang besar.


Menurutnya, bisnis budi daya sarang burung walet sangat menjanjikan dan simpel, hanya memerlukan investasi yang terjangkau untuk membangun rumah atau sarang walet. Di daerah Kalimantan dan Sumatera, banyak petani yang telah beralih menjadi pembudidaya sarang burung walet dengan membangun rumah walet dari bahan sederhana. Meski Indonesia menjadi pemasok terbesar kebutuhan sarang burung walet di tingkat global, masih banyak masyarakat di tanah air yang belum memahami cara budi daya sarang burung walet dan manfaat dari konsumsinya. Oleh karena itu, Dekan Fakultas Peternakan UGM, Prof. Ali Agus, bekerja sama dengan para pengusaha walet, akan menggarap penelitian tentang budi daya sarang burung walet untuk memperoleh standarisasi dan manfaat kesehatan dari sarang burung walet tersebut. Bisnis budi daya sarang burung walet dipanen dari hasil sarang walet yang terbuat dari air liurnya. Konsultan Walet Asia Tenggara, Arief Budiman, menyebutkan bahwa burung walet termasuk hewan unggas yang kakinya tidak mampu menopang bobot tubuhnya sehingga mereka mengonsumsi makanan dengan cara menyambar di udara, dan air liurnya dijual dengan harga rata-rata Rp8-10 juta per kilogram tergantung pada kualitasnya.


Konsultan Walet Asia Tenggara, Arief Budiman, mengapresiasi langkah Fakultas Peternakan UGM yang akan melakukan penelitian tentang budi daya sarang burung walet. Menurutnya, selama bertahun-tahun berkecimpung di bisnis sarang burung walet, sangat sedikit perguruan tinggi yang melakukan riset tentang hal tersebut. "Saya sudah lama merindukan agar walet masuk ke dalam lingkup akademik, terutama karena jarang terdapat penelitian tentang burung walet," katanya.

Tidak hanya berkaitan dengan manfaat sarang burung walet, tetapi juga pola bisnis budi daya sarang burung walet yang belum banyak diketahui. Padahal, bisnis ini sangat menjanjikan. "Bisnisnya sangat bagus dan sederhana, investasinya tidak mahal, hanya membangun rumah atau sarang burung walet saja," ujarnya.

Menurut Arief, investasi dalam bisnis budi daya sarang burung walet cukup dengan membangun gedung atau rumah sarang walet. Dari pengalamannya dalam membina petani walet, ada yang membangun gedung sarang walet dengan biaya 100 hingga 200 juta rupiah, namun ada juga yang hanya mengandalkan rumah papan. "Tidak perlu mahal membangun gedung walet, di Kalimantan, misalnya, bisa menggunakan dinding kayu dengan ukuran 4x4 atau 4x6 meter persegi selama suhu dan kelembaban terjaga," jelasnya.

Arief menjelaskan bahwa bisnis budi daya sarang burung walet didasarkan pada hasil sarang walet yang terbuat dari air liurnya. Namun, untuk menarik burung walet datang, saat ini sudah tersedia teknologi menggunakan suara. "Burung walet merupakan jenis unggas yang kakinya tidak mampu menopang bobot tubuhnya, sehingga mereka mencari makan dengan cara menyambar di udara. Setiap pagi mereka pergi mencari makanan dan kembali ke sarang di sore hari untuk tidur dan memproduksi air liur. Air liur ini kemudian dijual, dengan harga mencapai 8 hingga 10 juta rupiah per kilogramnya tergantung pada kualitasnya," tutupnya.




Referensi:




 
 
 

Comments


bottom of page