top of page
Search

Hubungan Antara Peningkatan Produksi Sarang Walet dengan Penggunaan Pohon Akasia

galip700

Suatu ketika, sebuah video dikirimkan oleh seorang anggota yang menunjukkan kerumunan burung kecil sedang mengejar serangga di sekitar pohon beringin. Ketika ditanya mengenai jenis burung yang terbang di sekitar, apakah burung seriti atau burung walet, anggota tersebut mempertanyakan identitas spesies burung tersebut.


Pohon beringin memiliki peran penting sebagai tempat favorit bagi burung seriti dan walet dalam mencari makanan tambahan. Tak jarang pada pagi dan sore hari, banyak burung yang terlihat terbang di sekitar pohon beringin, terutama ketika pohon ini sedang berbuah. Buah yang sudah matang menjadi daya tarik untuk serangga kecil, sehingga membuatnya menjadi hidangan yang sangat lezat bagi burung seriti dan walet. Kehadiran burung yang terbang di sekitar pohon beringin tersebut tentunya merupakan kedua jenis burung tersebut yang mencari mangsa. Oleh karena itu, pohon beringin sangatlah penting bagi kehidupan dan ekosistem alam.


Bukan hanya pohon beringin, melainkan burung walet juga sering terbang di sekitar pohon akasia yang sedang berbunga dengan bunga berwarna kuning. Di sekitar pohon akasia yang berbunga tersebut, banyak serangga kecil yang berkerumun untuk memperoleh nektar dan hal ini menjadi makanan favorit bagi burung walet. Pohon akasia banyak tumbuh liar di hutan dan lahan di Kalimantan. Bahkan tanpa adanya perawatan yang serius, pohon ini tetap mudah tumbuh besar. Sehingga tak heran jika pohon akasia banyak ditemukan di seluruh daerah dan menjadi tanaman perkebunan unggulan untuk bahan pembuatan pulp dan kertas. Serat kayu akasia merupakan bahan yang sangat cocok untuk membuat berbagai macam jenis kertas, dari kertas tulis, kemasan, hingga kertas lainnya. Dalam industri, pohon akasia diakui memiliki potensi ekonomi yang besar dan memiliki pangsa pasar yang tinggi. Oleh karena itu, pohon akasia kini menjadi tanaman industri terfavorit.


Di beberapa Kabupaten di Sumatera Selatan, termasuk Kabupaten Muara Enim, Musi Rawas, Musi Banyuasin, dan Ogan Komering Ulu Timur, terdapat areal budidaya tanaman akasia seluas 290.000 hektar. Selain dimanfaatkan sebagai bahan baku kayu, perkebunan akasia juga menjadi tempat sumber pakan bagi burung walet. Saya pernah melakukan kunjungan kerja ke Pagatan-Sampit Kalteng dua tahun lalu, ke gedung walet yang dimiliki oleh salah satu member lama. Dalam perjalanan tersebut, saya didampingi oleh Agen duniawalet Sampit yang bernama Bang Taufik, serta Agen duniawalet Seruyan yang bernama Bang Baihaqi. Merupakan pengalaman yang menarik dan tentu saja sangat berkesan.


Suatu perjalanan yang berkesan dapat dimulai dari dermaga Pasar Sampit, di mana kita dapat menjelajahi sungai Mentaya yang panjangnya mencapai ribuan kilometer dengan kecepatan yang luar biasa. Keseruan perjalanan akan semakin bertambah ketika kita dapat menikmati keindahan pemandangan sungai dengan tersusunnya berbagai jenis rumah walet dengan tiang-tiang ulin menjadikan bangunan tampak seperti terapung di atas air. Tidak hanya itu, di kota walet Samuda, kita akan disuguhkan dengan deretan gedung walet dengan ukuran yang bervariasi seperti mesin ATM yang dapat menghasilkan jutaan rupiah bagi pemiliknya. Melalui perjalanan yang unik ini, kita akan memberikan pengalaman yang tak terlupakan.


Ketika kami mencapai suatu titik dalam perjalanan, kami menemui rintangan yang tak terduga, yakni harus melewati anak sungai yang memiliki lebar sekitar delapan meter. Kondisi sepanjang sungai cukup terjal dan ditumbuhi semak belukar yang cukup lebat, sehingga jalur melintas menjadi sempit. Namun, yang menarik perhatian kami adalah banyaknya burung walet yang bergerak mencari makanan di sekitar sungai. Meskipun jam menunjukkan pukul sebelas siang, namun masih banyak sekali burung walet yang bersarang dan berburu di sekitar lokasi tersebut. Kecepatan kami tidak terhambat karena adanya perkebunan akasia yang dapat kami lewati. Selain akasia, para burung walet juga mendapatkan banyak sumber makanan dari serangga kecil yang terdapat di pucuk-pucuk bunga pohon jambu mete. Pada akhir tahun 2019 lalu, saat melakukan perjalanan ke Kupang dan Maumere, wilayah perkebunan jambu mete yang luas menjadi sasaran para burung walet untuk mencari makan. Sungguh indah melihat betapa alam memberikan banyak keajaiban yang tak terduga!


Tanaman jambu mete adalah salah satu jenis komoditas pertanian yang memiliki nilai ekonomis yang sangat tinggi. Selain digunakan sebagai bahan baku pada industri makanan, tanaman jambu mete juga memiliki peran penting dalam menjaga kelestarian lahan yang tandus. Kacang mete yang dihasilkan dari tanaman jambu mete menjadi bahan baku utama dalam industri makanan dan memiliki harga yang relatif mahal.


Indonesia menjadi salah satu negara yang banyak menghasilkan tanaman jambu mete, terutama di Kawasan Timur Indonesia, khususnya daerah Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur. Pemerintah Daerah setempat terus memberikan dukungan kepada masyarakat untuk menanam pohon jambu mete dan menghasilkan buah yang dapat diekspor ke luar negeri. Hal ini memberi peluang yang baik bagi petani untuk meningkatkan pendapatan mereka dan berkontribusi dalam perekonomian negara secara keseluruhan. Selain itu, pengembangan tanaman jambu mete juga memiliki manfaat yang jauh lebih luas, seperti menjaga keseimbangan ekosistem dan mencegah terjadinya lahan tandus yang menyebabkan kerusakan lingkungan.




Referensi:

 
 
 

Comments


bottom of page