top of page
Search

Gemilang di Tengah Badai: Sarang Walet Menjadi Penyumbang Pendapatan Rp28,9 Triliun

galip700

Meningkatnya permintaan ekspor untuk sarang burung walet menjadi salah satu tren positif dalam dunia bisnis di Indonesia. Hal ini dibuktikan dengan adanya peningkatan yang signifikan dalam ekspor sarang burung walet. Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengungkapkan bahwa rumah yang biasa dihuni oleh burung walet atau Collocalia sp. ini dipercaya memiliki khasiat yang baik bagi kesehatan. Banyak sarang burung walet yang dihasilkan dari berbagai daerah di Indonesia, mulai dari Jawa, Kalimantan, hingga Sulawesi. Oleh karena itu, ekspor sarang burung walet menjadi salah satu komoditas utama yang terus berkembang di Indonesia.

Menurut data yang tercatat pada sistem IQFAST Badan Karantina Pertanian (Barantan), jumlah ekspor sarang burung walet selama masa pandemi COVID-19 pada tahun 2020 mencapai 1.155 ton dengan total nilai mencapai Rp 28,9 triliun. Fakta ini menunjukkan bahwa meskipun terjadi pandemi yang sedang melanda, ekspor sarang burung walet tetap menjadi salah satu komoditas yang mampu memberikan kontribusi ekonomi yang signifikan bagi Indonesia. Pada tahun 2020, jumlah pencapaian sarang burung walet meningkat 2,13% dibandingkan dengan tahun 2019 yang hanya mencapai 1.131 ton atau senilai Rp. 28,3 triliun. Sarang burung walet membutuhkan ekosistem yang terjaga, termasuk hutan, laut, dan sungai sebagai penghasil pakan alami untuk dapat hidup dengan baik. Oleh karena itu, perlindungan terhadap lingkungan menjadi sangat penting untuk menjaga keberlangsungan hidup sarang burung walet. Saat ini, sarang burung walet merupakan komoditas yang dibina oleh Direktorat Jendral Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH) dan menjadi barang dagangan yang sangat diminati di pasar. Selain itu, Barantan juga memberikan pendampingan kepada 23 eksportir sarang burung walet untuk memastikan bahwa produk yang diekspor berkualitas tinggi dan memenuhi standar internasional. Ini menunjukkan komitmen pihak berwenang dalam mengembangkan industri sarang burung walet secara berkelanjutan. Data menunjukkan bahwa China telah menjadi negara importir terbesar dari sarang burung walet dengan jumlah mencapai 262 ton atau mencakup 23% dari total ekspor sarang burung walet. Dari fakta ini, dapat disimpulkan bahwa pasar sarang burung walet di China memiliki potensi yang besar dan dapat menjadi peluang bisnis yang menarik untuk dieksplorasi. Sebagai pelaku bisnis yang mendominasi pasar ekspor sarang burung walet, para eksportir banyak membidik pasaran China lantaran nilai jualnya yang lebih menguntungkan hingga mencapai antara Rp 25-40 juta per kilogram. Meski demikian, hal ini tidak diikuti oleh negara tujuan lainnya. Dengan adanya keuntungan finansial yang lebih besar yang dapat diperoleh dalam aktivitas perdagangan ini, para eksportir terus melebarkan sayap usahanya hingga mencapai pangsa pasar yang lebih luas. Ali Jamil, Kepala Barantan, mengungkapkan bahwa untuk ekspor sarang burung walet, tidak hanya China yang menjadi tujuan utama, namun terdapat 23 negara lain yang membeli komoditas tersebut. Negara-negara tersebut meliputi Australia, Amerika Serikat, Kanada, Hongkong, Singapura, hingga Afrika Selatan. Melalui ekspor ke berbagai negara ini, diharapkan dapat meningkatkan pendapatan negara dari industri sarang burung walet.




​Referensi:

 
 
 

Comments


bottom of page